BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Remaja merupakan salah satu periode kehidupan yang
dimulai dengan perubahan biologis pada masa pubertas dan diakhiri dengan
masuknya seseorang ke dalam tahap kedewasaan. Dua ratus tahun yang lalu,
periode ini tidak dikenali.Kata-kata ‘remaja' belum digunakan, dan masa
perkembangan hanya dibedakan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa.
Masa
remaja merupakan masa yang sangat penting, sangat kritis dan sangat rentan,
karena bila manusia melewati masa remajanya dengan kegagalannya, dimungkinkan
akan menemukan kegagalan dalam perjalanan kehidupan pada masa berikutnya.
Sebaliknya bila masa remaja itu diisi dengan penuh kesuksesan, kegiatan yang
sangat produktif dan berhasil guna dalam rangka menyiapkan diri untuk memasuki
tahapan kehidupan selanjutnya, dimungkinkan manusia itu akan mendapatkan
kesuksesan dalam perjalanan hidupnya. Dengan demikian, masa remaja menjadi
kunci sukses dalam memasuki tahapan kehidupan selanjutnya.
B.
RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas bisa saja memunculkan
beberapa pertanyaan, diantaranya sebagai berikut :
1) Apa perumusan istilah untuk menujukkan masa remaja
?
2) Apa pengertian dan makna remaja jika diliat dari
sudut pandang yang berbeda?
3) Bagaimana rentang usia remaja ?
C.
TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan
yang diharapkan dalam makalah ini adalahsebagai berikut :
1) Mendeskripsikan istilah untuk masa remaja.
2) Mendeskripsikn pengertian dan remaja jika dilihat dari sudut pandang
yang berbeda.
3) Menjelaskan rentang usia remaja.
D. MANFAAT
Harapan
dibuatnya makalah ini yaitu :
1) Agar kami mampu mengetahui istilah untuk masa
remaja.
2) Agar kami mampu memahami pengertian dan makna remaja jika dilihat dari
sudut pandang yang berbeda.
3) Agar kami mampu mengetahui rentan usia remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PERUMUSAN ISTILAH REMAJA
Untuk menghindari kesimpangsiuran dan kesalah
pahaman dalam penggunaan istilah remaja, maka penulis mengumpulkan berbagai
sumber yang terpercaya diantaranya sebagai berikut :
Istilah asing yang sering dipakai untuk menunjukkan
masa remaja antara lain adalah puberty
(Inggris) atau puberteit (Belanda)
berasal dari bahasa latin pubertas yang berarti usia kedewasaan (the age of manhood). Istilah ini
berkaitan dengan kata latin lainnya pubescere
yang berarti masa pertumbuhan rambut dan daerah tulang pubic (wilayah
kemaluan). Penggunaan istilah ini lebih terbatas dan mennjukkan mulai
berkembangnya kematangan seksual. Pubescere
atau puberty sering diartikan sebagai
masa tercapainya kematangan seksual ditinjau dari aspek biologisnya.
Istilah
adolescentia berasal dari kata latin : Adulescentis.
Dengan Adolescentia dimaksudkan masa
muda. Adolescence menunjukkan masa
yang tercepat antara usia 12-22 tahun
dan mencakup seluruh perkembangan pkis yang terjai pada masa tersebut.
Untuk menghindarkan kasalah pahaman dalam pemakaian
istilah pubertas dan adolescensia, akhir-akhir ini terlihat
adanya kecendrungan untuk memberikan arti yang sama pada keduanya. Hal ini
disebaban sulitnya membedakan proses psikis pada masa pubertas dan mulainya
proses psikis pada adolescensia. Di
Indonesia baik istilah pubertas
maupun adolescsnsia dipakai dalam arti umum, yaitu remaja.
B.
PENGERTIAN DAN MAKAN REMAJA
Remaja itu sulit didefenisikan secara mutlak karena
itu, dicoba untuk memahami remaja menurut berbagai sudut pandang, antara lain
perkrembangan fisik, WHO, social psikologi, menurut beberapa ahli, dan
pengertin remaja menurut pandangan masyarakat Indonesia.
a. Remaja
ditinjau dari sudut perkembangan fisik
Dalam ilmu
kedokteran dan ilmu-ilmu lain yang terkait, remaja dikenal sebagai suatu tahap
perkembangan fisik dimana alat-alat kelamin khususnya dan keadaan tubuh pada
umumya memperoleh bentuknya yang sempurna dan secara faal alat-alat kelamin
tersebut sudah dapat berfungsi secara sempurna pula
Masa
perkembangan fisik ini berjalan kurang lebih dua tahun dan biasanya dihitung
mulai menstruasi pertama pada anak wanita atau sejak anak laki-laki mengalami
mimpi basah yang pertama.
Masa dua tahun
ini dinamakan masa pubertas. Pada usia berapa persis masa puber ini dimulai
sulit ditetapkan, oleh karena cepat lambatnya menstruasi maupun mimpi basah
sangat tergantung pada kondisi tubuh masing-masing individu.
Jika menentukan
titik awal dari masa remja sudah cukup sulit, menentukan titik akhirnya lebih sulit lagi, karena remaja
dalam arti luas jauh lebih besar jangkauanya dari pada masa puber sendir.
Remaja yang berarti tumbuh ke arah kematangan baik secara fisik, maupun
kematangan social psikologi. Dalam hubungan dengan social psikologi masih sulit
mancari defensi remaja yang bersifat universal.
b. Remaja
menurut WHO
Ramaja adalah suatu masa pertumbuhan dan
perkembanagan dimana :
1) Individu berkembang dari saat pertama kali ia
menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan
seksual.
2) Individu mengalami pekembangan psikologi dan pola
identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
3) Terjadi peralihan dari ketergantungan
social-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relative lebih mandiri (Mangman
dalam Sarwono 1991).
c. Remaja
ditinjaau dari factor-faktor social psikologi
Salah satu ciri
remaja disamping tanda-tanda seksulanya adalah perkembangan psikologis dan pada
identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa. Puncak perkembangan jiwa itu
ditandai dengan adanya proses perubahan dari kondisi entropy ke kondisi ngentropiI
(Sarwono,1991).
Entropy adalah keadaan dimana kesadaran manusia masih
belum belum tersusun rapi. Walaupun isinya sudah banyak (pengetahuan, perasaan,
dan sebagainya ), namun isi-isi tersebut belum saling terkait dengan baik,
sehingga belum bisa befungsi secara maksimal. Isi kesadaran masih saling
bertentangan, saling tidak berhubungan sehingga mengurangi kerjanya dan
menimbulkan pengalaman yang kurang menyenangkan buat orang yang bersangkutan.
Selama masa remaja,
kondisi entropy ini secara bertahap
disususn, diarahkan, distukturkan kembali, sehingga lambat laun terjadi kondisi
negative entropy atau negentropy. Kondisi negentropy adalah keadaan
dimana isi kesadaran tersusun dengan baik, pengetahuan yang satu terkait dengan
pengetahuan yang lain dan pengetahuan jelas hubungannya dengan perasan dan
sikap. Orang dalam keadaan negentropy ini merasa dirinya sebagai
kesatuan yang utuh dan basa bertindak dengan tujuan yang jelas, ia tidak perlu
dibimbing lagi untuk bisa mepunyai tanggung jawab dan semangat kerja yang
tinggi.
Konflik-konflik
dalam diri remaja yang sering sekali menimbulkan masalah ini, tergantung sekali pada keadan masyarakat
dimana remaja yang bersangkutan tinggal. Remaja yang tinggal dalam masyarakat
yang menurut persyaratan yang berat untuk menjadi dewasa akan menjalani masa
remaja ini dalam kurung waktu yang panjang. Biasanya hal ini terjadi dalam
masyarakat kelas ekonomi menengah ke atas dan atau masyarakat yang menuntut
pendidikan setinggi-tingginya bagi anak-anaknya.
Sebaliknya dalam
masyarakat primitive, perubahan
fungsi social ini tidak dibiarkan berjalan berlama-lama. Penelitian yang
dilakukan oleh Kitara 1984 (Sarwono, 1991) menemukan bahwa dikalangan suku-suku
primitive yang banyak tabu seksualnya cenderung dilaksanakan ritual pubertas
yaitu upacara pada saat anak menunjukkan bahwa anak itu sudah dewasa. Dengan ritual tersebut anak tidak lagi meragukan identitas dan
perannya dalam masyarakat, ia diperlakukan harus berlaku seperti orang dewasa.
Penelitian lain
yang dilakukan oleh antropologi terkenal Mead (1950) terhadap anak-anak di
Samoa membuktikan bahwa anak-anak Samoa tidak mengalami kritis remaja, oleh
karena masyarakat Samoa tidak membedakan anak-anak dengan orang dewasa. Dalam
kehidupan seksual, orang tua di Samoa tidak menabukkan apapun kepada anak
mereka. Menurut Ruth Benedict
perkembangan jiwa pada masyarakat Samoa merupakn suatu kontinuitas
(kelenggangan), sedangkan di masyarakat Barat perkembangan jiwa diharapkan pada
masyarakat yang memaksakan diskontinuitas (perjenjangan, pergantian peran),
sehingga dituntut kemampuan penyesuaian diri pada remaja di masyarakat barat
lebih banyak dari pada di masyarakat Samoa.
d. Remaja
menurut ahli
Menurut (Stanley
Hall, 1991)
Masa
remaja merupakan masa dimana dianggap sebagai masa topan badai dan stress (Storm and Stress).Karena mereka mereka telah memiliki
keinginan bebas untuk menentukan nasib sendiri, kalau terarah dengan baik maka
ia akan menjadi seorang individu yang memiliki rasa tanggungjawab, tetapi kalau
tidak terbimbing maka bisa menjadi seorang yang tak memiliki masa depan dengan
baik.
Menurut
(Yulia S. D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa, 1991)
istilah asing yang sering digunakan untuk
menunjukkan masa remaja antara lain :
a) Puberty (bahasa inggris) berasal dari istilah latin pubertas yang berarti
kelaki-lakian, kedewasaan yang dilandasi oleh sifat dan tanda kelaki-lakian. Pubescence dari kata pubis (pubic hair) yang berarti rambut (bulu) pada daerah kemaluan (genetal) maka pubescence
berarti perubahan yang dibarengi dengan
tumbuhnya rambut pada daerah kemaluan.
b) Adolescentia berasal dari istilah latin adolescentia yang
berarti masa muda yang terjadi antara 17 - 30 tahun yang merupakan masa transisi
atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan
adanya perubahan aspek fisik, psikis dan psikososial. Proses perkembangan
psikis remaja dimulai antara 12 - 22 tahun.
c)
Menurut
Santrock (1998) mendefinisikan pubertas sebagai masa pertumbuhan tulang-tulang
dan kematangan seksual yang terjadi pada masa awal remaja.
d) Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 1998)
usia remaja antara 12 sampai usia 23 tahun.
e) Menurut Erikson masa remaja adalah masa yang
akan melalui krisis dimana remaja berusaha untuk mencari identitas diri (Search for self - Identity) (Dariyo, 2004)
e. Remaja
menurut mata masyarakat Indonesia
Menurut
Sarwono (1991) , tidak ada profil remaja Indonesia yang seragam dan berlaku
secara nasional. Masalahnya karena Indonesia terdiri dari berbagai macam suku,
adat dan tingkatan social-ekonomi maupun pendidikan. Di Indonesia, kita bisa
menumpai masyarakat golongan atas yang sangat terdidik dan menyerupai
masyarakat di Negara-negara barat dan kita juga bisa menjumpai masyarakat semacam
masyarakat di Samoa.
Sebagai
pedoman umum untuk remaja Indonesia dapat digunakan batasan usia 11-24 tahun
dan belum menikah. Pertimbangan-pertimbangannya adalah sebagi berikut :
Usia 11
tahun adalah usia di mana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai
Nampak (riteria fisik)
Di banyak
mayarakat Indonesia, usia 11 tahun sudah dianggap akil balik, baik menurut adat
maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai
anak-anak (criteria social )
Pada usia
tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa seperti
tercapainya identitas diri (ego identity =
Erikson), tercapainya face genital dari perkembangan psikoseksual (Freud), tercapainya puncak perkembangan
kognitif ( Piaget) maupun moral (Kholberg) (criteria psikologik)
Batasan
usia 24 tahun merupakan batasan maksimal, yaitu untuk memberi peluang bagi
mereka yang sampai batas usia tersebut masih menggantungkan diri pada orang
tua, belum mempunyai hak penuh sebagai orang dewasa (secara tradisi). Golongan
ini cukup banyak terdapat di Indonesia, terutama di kalangan masyrakat kelas
menengah ke atas yang mempersyarakatkan sebagai hal (terutama pendidikan
setinggi-tingginya) untuk mencapai kedewasaan. Tetapi dalam kenyataannya cukup
banyak pula orang yang mencapai kedewasaannya sebelum usia ini.
C.
RENTANG USIA REMAJA
Rentang
usia dalam masa remaja napak adanya berbagai pendapat, walaupun tidak terjadi
pertentangan.
Rentang waktu usia remaja ini biasanya
dibedakan atas tiga, yaitu
Masa
remaja awal :12 – 15 tahun,
Masa
remaja pertengahan : 15 – 18 tahun
Masa
remaja akhir 18 – 21 tahun
Tetapi Monks (2002: 262),
Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat bagian, yaitu :
Masa
pra-remaja 10 – 12 tahun,
Masa
remaja awal 12 – 15 tahun,
Masa
remaja pertengahan 15 – 18 tahun,
Masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita,
2006: 192).
Sementara itu, menurut Hurlock
(2004: 206), masa remaja digolongkan menjadi:
Usia 13 tahun – 16 atau 17 tahun merupakan awal
masa remaja
Usia 16 atau 17 tahun – 18 tahun merupakan akhir
masa remaja
Namun,
L.C.T. Bigot berpendapat bahwa ada pembagian pada masa kehidupan remaja, yakni:
Masa bayi (0-7 bulan) dan anak-anak
(1-7 tahun)
Masa sekolah (7-13 tahun)
Social : masa pueral (13-14 tahun), masa
pra pubertas (14-15 tahun)
Masa pubertas (15-18 tahun), masa
adolescence (18-21 tahun)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Masa remaja
adalah masa yang khusus, penuh dengan gejolak karena pada pertumnuhan fisik
terjadi ketidak seimbangan. Hal ini mempengaruhi perkembangan berfikir, bahasa,
emosi, dan social anak.
Gejala onani
atau mentrubasi timbul karena rangangan kematangan eksual dan dorongan untuk
mendaapatkan kepuasan, yang di lain pihak merupakan tindakan untuk menhindari
larangan norma social dan hukum.
Makna remaja
banyak diartikan oleh pihak-pihak yang berkepentingan, baik pihak ahli
psikologi maupun pandagan masyarakat yang engaitkan dengan budayanya . secara
umum anak di artikan mencapai masa remaja ditandai oleh kematangan fungsi
seksual (pada wanita setiap bulan mengeluarkan sel telur dari indung telurnya
dan bagi laki-laki setiap kali mimpi/ mengeuarkan air mani) dan munculnya
tanda-tanda kelamin sekunder.
DAFTAR
PUSTAKA
Hurlock, Elzabeth. (terj.
Istiwidayanti,1999). Psikologi Perkembangan Edisi kelima. Jakarta:
Erlangga.
Daruma, Razak,A
Artikel Remaja, Pengertian dan Definisinya
pertama kali diterbitkan dunia psikologi pada 27 November 2008.